BEI Catat Rights Issue Sebanyak 15 Aksi Senilai Rp34,42 T pada 2024

08 January 2025 13:47 WIB Kontan

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 15 aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan dana terkumpul Rp34,42 triliun pada 2024. Realisasi rights issue tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 15 perusahaan tercatat yang melaksanakan aksi rights issue, paling banyak berasal dari sektor finansial serta infrastruktur.

Kontribusi aksi rights issue dari sektor finansial dan keuangan masing-masing sebesar Rp14,15 triliun serta Rp13,15 triliun. 

"Mengenai penggunaan dana, pada umumnya perusahaan tercatat di sektor finansial melakukan aksi korporasi dengan HMETD sebagai upaya untuk peningkatan modal dan juga untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum," ujar Nyoman dalam keterangan tertulis pada Rabu (8/1/2025).

Sementara, perusahaan tercatat di sektor infrastruktur pada umumnya memanfaatkan dana hasil aksi rights issue untuk membiayai proyek yang sedang dikerjakan serta memperkuat struktur permodalan. 

Selain aksi rights issue, terdapat 17 aksi penambahan modal tanpa HMETD atau private placement dengan total penghimpunan dana sebesar Rp15,49 triliun. 

Sektor consumer non-cyclicals dan consumer cyclicals mendominasi dari kontribusi terbesar penghimpunan dana melalui private placement, dengan masing-masing sebesar Rp6,61 triliun dan Rp2,94 triliun.

"Pelaksanaan aksi koroporasi tanpa HMETD memiliki tujuan yang beragam, pada umumnya adalah untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan tercatat," kata Nyoman.

Adapun, jumlah dan nilai penghimpunan dana rights issue sepanjang 2024 mengalami penyusutan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang 2023, telah terdapat 25 aksi rights issue dengan nilai penggalangan dana yang terhimpun mencapai Rp56,18 triliun.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan penerbitan rights issue pada 2024 cenderung lebih lesu dibandingkan tahun sebelumnya karena pasar masih wait and see seiring dengan dinamika politik dalam negeri. 

Untuk ke depannya, menurut Nafan gelaran aksi rights issue akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, di antaranya kebijakan suku bunga acuan The Fed dan Bank Indonesia (BI). Di sisi lain, menurutnya penerbitan rights issue mempertimbangkan rencana bisnis emiten, seperti ekspansi.

"Emiten-emiten masih berkomitmen meningkatkan kinerja fundamentalnya ke depan. Jadi, [rights issue] akan semakin memeriahkan capital market di Tanah Air," ujarnya.

Berdasarkan data BEI per 3 Januari 2025, terdapat delapan perusahaan tercatat yang masuk ke dalam pipeline rights issue. Deretan emiten yang masuk ke dalam pipeline rights issue itu berasal dari sektor basic materials, energi, healthcare, serta infrastruktur. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


The name field is required.
The comment field is required.

0 Komentar

Latest news sentiment of IDR

09 Jan 2025

Score:

-0.657

(Hawkish)


Word Cloud

Word cloud adalah representasi visual berdasarkan kata yang paling sering muncul dalam kurun waktu tertentu. Ini memberikan gambaran instan tentang kata kunci yang dominan dalam teks tersebut

Daily Market Watch BRI